Implementasi Rencana Strategi Perusahaan Multinasional dan Perusahaan Terbuka

20 10 2012

 

KASUS PADA PERUSAHAAN MINUMAN COCA COLA BOTTLING INDONESIABAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangDi Indonesia, minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari warung sampaitoko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai latarbelakang pendidikan dan pekerjaan. Survei yang dilakukan oleh sebuah lembaga independen (LPEMUniversitas Indonesia) dan sebuah perusahaan riset pemasaran DEKA menunjukkan bahwa Pada tahun 1999, 85% dari konsumen bulanan minuman ringan mempunyai pendapatan rumahtangga rata-rata di bawah Rp 1 juta (US$ 100) per bulan. 46% diantara mereka berpenghasilan kurangdari Rp 500.000 (US$50). 72% konsumen mingguan mempunyai penghasilan rata-rata kurang dari Rp 1 juta perbulan lebih dari40 % diantara mereka adalah pelajar karyawan paruh waktu dan para pensiunan. Diantara konsumen mingguan, minuman ringan dikonsumsi sama seringnya dengan minuman sirupdan makanan ringan, dan jauh lebih sering dikonsumsi dibandingkan dengan es krim.Dengan konsumsi minuman ringan yang sedemikian luasnya, produk minuman ringan bukanlah barangmewah melainkan barang biasa. Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untukdikembangkan dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih rendah dan penduduk berusia mudayang sangat besar.Saat ini, Indonesia mencatat tingkat konsumsi produk-produk Coca-Cola terendah (hanya 13 porsi sajiseukuran 236 ml per orang per tahun), dibandingkan dengan Malaysia (33), Filipina (122) dan Singapura(141). Karena minuman ringan merupakan barang yang permintaannya elastis terhadap harga, berbagaiupaya dilakukan agar harga produk-produk minuman ringan tetap terjangkau.Dibandingkan dengan Indonesia, konsumsi minuman ringan di negara tetangga jauh lebih tinggi(Indonesia:13; Malaysia:33; Filipina:122). Untuk ilustrasi, pada tahun 1977, konsumen bisa membeli 11botol kecil minuman ringan mengandung soda atau teh siap minum dengan upah minimum harian diJakarta dan 13 botol pada tahun 2001. Namun, sebagai perbandingan terhadap produk permen yangmenaikkan harga, konsumen bisa membeli 205 permen dengan upah yang sama pada tahun 1997 danhanya 136 pada tahun 2001.

 

Elastisitas harga minuman ringan terhadap permintaan adalah -1.19 yang berarti bahwa saat terjadikenaikan harga, volume penjualan akan berkurang dengan prosentase yang lebih besar daripadaprosentase kenaikan harga tersebut.Ditinjau dari segi penciptaan kesempatan kerja, industri minuman ringan memiliki efek multiplier yangbesar pada tenaga kerja. Dengan rasio sebesar 4,025, industri minuman ringan menduduki pringkat ke -14 dari 66 sektor industri lainya di seluruh Indonesia. Ini berarti bahwa untuk setiap peluang pekerjaanyang tercipta, atau hilang, di industri minuman ringan, empat kesempatan kerja akan tercipta, atauhilang, di tingkat nasional.Delapan puluh persen penjualan minuman ringan dilakukan oleh pengecer dan pedagang grosir dimana90% diantaranya termasuk dalam kategori pengusaha kecil. Bagi para pengusaha kecil tersebut, produkminuman ringan merupakan barang dagangan terpenting mereka dengan kontribusi sebesar 35% daritotal penjualan dan nilai keuntungan sebesar 34%.Industri-industri penunjang lainnya yang terkena dampak kegiatan industri minuman ringan meliputigelas, tutup botol, transportasi dan media.1.2 Latar belakang perusahaanCoca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringanterkemuka di Indonesia. Memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company.Perusahaan ini memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outletmelalui lebih dari 120 pusat penjualan.Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaanpatungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusahaindependen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributorterbesar produk-produk Coca-Cola di dunia.Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-Cola saat inimerupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatanusahanya di Indonesia.Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi diJakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat.

 

Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan trukdistribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesiaguna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company. Pada awal tahun1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu.Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut bergabung dalamperusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola Bottling Indonesia.Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat produk kami didistribusikan dandijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia.Rangkaian produk Coca-Cola Bottling meliputi empat dari lima merek terkenal di dunia saat ini, sepertiCoca-Cola, diet Coke, Fanta, dan Sprite. Produk-produk ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat konsumen Indonesia dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi. Jugamemproduksi dan mendistribusikan teh siap minum bermerek Frestea, Sunfill dan minumanmengandung soda bermerek Schweppes.Semua fungsi dan jajaran organisasi, mulai dari produksi, pemasaran, distribusi, keuangan, layananpelanggan dan konsumen, bekerja keras untuk mengembangkan praktek-praktek yang terbaik di industriminuman.The Coca-Cola Quality System merupakan landasan kebijakan perusahaan terhadap pengawasan mutu -yang memotivasi kami untuk bertindak memenuhi dan bahkan melampaui berbagai standar kualitas,baik itu merupakan standar internasional maupun standar yang ditetapkan menurut peraturanperundang-undangan yang berlaku di Industri makanan dan minuman.Perusahaan memiliki Consumer Response Teams dan program-program yang dilaksanakan di semuaarea operasi di seluruh Indonesia untuk menampung setiap masukan yang disampaikan oleh parakonsumen dan pelanggan, yang kemudian meneruskan masukan tersebut kepada pihak-pihak yangtepat di dalam perusahaan untuk menjamin bahwa standar kualitas yang tinggi tetap terjaga.1.2.1 Kepedulian LingkunganPerusahaan sangat terpacu untuk melahirkan semangat serupa terhadap usaha-usaha yang berkaitandengan pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Ini berarti, upaya berkesinambunganuntuk menggali cara-cara baru dan lebih baik untuk meningkatakan kinerja di bidang pelestarianlingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.Sebelum membuang limbah ke sungai, perusahaan mengolah limbah sehingga tidak merusak biotasungai.

 


Actions

Information

Leave a comment